Jumat, 06 Juli 2012

Labuhan Bajo, Flores

Labuhan Bajo.



Nama yang asing bagi saya. Belakangan saya baru tahu bahwa Labuhan Bajo adalah sebuah pelabuhan di pulau Flores. Tempat yang harus disinggahi sebelum menuju ke pulau Komodo.


Penduduk asli di daerah ini mayoritas bekerja sebagai nelayan. Dan mereka semua -penduduk asli, 100% beragama muslim.

Hari pertama di tempat ini, saya dan dua orang teman melancong ke Pantai Pede. Sebuah lokasi strategis untuk menikmati indahnya sun set. Sayang sekali kami tidak dapat menunggu hingga matahari kembali ke peraduannya. Kami harus segera bergegas menemui agen travel yang akan membantu kami untuk mengunjungi pulau-pulau indah di sekitar Flores.

Saat berjalan di tepi pantai, saya bertemu dengan seorang nelayan beserta kedua putra kecilnya. Mereka tengah asik dengan perahu kecil mereka. Mungkin sedang mempersiapkan perahu untuk berlayar mencari ikan. Kami menghampiri keluarga itu, kemudian menyapa, "Selamat sore pak...", sebuah sapaan yang biasa kami gunakan di Sumba Timur.

Namun betapa terkejutnya kami mendengar jawaban dari bapak nelayan tersebut. "Kok nggak Assalamu'alaikum mbak?"


Kami tersipu malu, kemudian meminta maaf.
"Maaf bapak... Sudah terbiasa dengan lingkungan yang tidak Islami, jadi sering keliru, lupa kalau di sini mayoritas muslim..."

Sang nelayan bercerita bahwa di tempat itu, sebelum banyak pendatang, semuanya, 100% muslim. Namun sekarang, Labuhan Bajo telah menjadi tempat wisata sehingga penduduknya lebih heterogen.

Memang benar. Tempat-tempat wisata seperti Labuhan Bajo dan Bali telah dikuasai oleh pendatang. Hampir semua rumah yang berjajar di tepi jalan raya Labuhan Bajo adalah milik orang-orang Jawa dan Ende.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar